Meninggalkan Zaman tanpa Meninggalkan Agama




Informasi Buku
Penulis : Fero Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-319-159-3 Terbit : Januari 2021 Harga : Rp 88000
www.guepedia.com

Sinopsis :

“Science without religion is lame, religion without science is blind” (Ilmu tanpa agama adalah buta. Agama tanpa ilmu adalah lumpuh). Semua hal yang kita lakukan di dalam hidup ini harus sejalan dengan agama. Namun, ini bukan berarti bahwa agama ini menyekat kita dengan kehidupan dunia. Justru, dengan agama kehidupan dunia kita akan menjadi indah.



Secara garis besar, buku ini membahas tentang perjuangan, pertemanan, dan kecintaan. Ketiga pembahasan ini biasanya sering kali kita jumpai dalam kehidupan pada zaman ini. Ada banyak kutipan motivasi dari orang-orang hebat.

Walaupun buku tersebut ada kaitannya dengan agama, pembahasan di dalamnya tidak hanya mengambil dari sudut pandang agama saja. Ada juga sudut pandang lain yang digunakan dalam buku tersebut. Bahkan, kutipan dari tokoh-tokoh besar seperti Albert Einstein, Valentino Rossi, dan yang lainnya juga ditulis di sana.


Buku ini memberitahu kepada kita bahwa agama dan dunia itu selaras. Mereka berjalan seakan bergandengan tangan. Dari sini, kita juga akan mempelajari bahwa orang yang serius memperdalam ilmu agama tidak selamanya menjadi ustadz atau kyai saja. Mereka berhak memilih masa depannya sendiri. Di sini juga dibahas tentang bakat, dukungan, niat, dan lain hal sebagainya yang selalu menjadi masalah dalam keseharian.

Kutipan

Berikut adalah kutipan-kutipan dari buku Mengikuti Zaman tanpa Meninggalkan Agama:
Okay, di awal mungkin Kamu bisa membuat kemajuan di semua wacana yang Kamu buat. Namun, apakah hal tersebut akan konsisten? Apakah Kamu akan terus-menerus membuat kemajuan di semua wacana tersebut? Tentu tidak akan bisa. Kita berpikir secara realita, Kamu tidak akan bisa menangkap dua kelinci yang lari berbeda arah dalam satu kali pengejaran. Begitu juga dengan impianmu, Kamu tidak bisa meraih semua impianmu dalam satu kesempatan. Fokus terlebih dahulu di dalam satu mimpimu sampai Kamu berada di puncaknya. Setelah Kamu berada di puncak, Kamu boleh mengambil mimpi yang lain dan memperjuangkannya kembali

 Orang yang sampai dewasa masih belum tahu apa bakatnya memang rugi. Tapi, jauh lebih rugi bagi mereka yang sudah tahu akan bakatnya namun dia tidak menggunakan bakatnya itu untuk menggapai kesuksesan dirinya. Dan yang paling rugi serta bodoh adalah mereka yang tidak tahu apa bakatnya, kemudian dia tidak mau usaha untuk mengetahui bakatnya, dan sangat-sangat bodohnya lagi dia ini menghambat orang yang berbakat ketika dia ingin berkarya.

Terlebih khusus lagi bagi Kamu yang memiliki guru ilmu Fikih. Ilmu Fikih itu jauh lebih penting ketimbang ilmu-ilmu lain. Bahkan, dikatakan bahwa orang yang hafal Al-Qur'an 30 juz jika dibandingkan dengan seseorang yang ahli fikih, maka orang yang ahli fikihlah yang lebih utama.